1st Liputan Ke Banten Lama & Baduy

Wah, akhirnya diposting juga. Sebenarnya sudah sangat lama di draft tapi ga sempet-sempet aja nih nyeleseinnya. Tapi akhirnya, selesai juga, walaupun berantakan. Ini adalah cerita perjalanan tya waktu liputan luar daerah (for the 1st time. Btw, Banten bisa dibilang luar daerah kan?? Hihihi... Liputan berlangsung 2 hari yaitu tanggal 23 – 24 Februari 2008. Liputan kali ini adalah kerjasama dengan Panorama. Tya bersama rombongan adalah Bu Franny (Marcomm El John Starvision), mas Fery (Reporter Travel Club), mas Rofi (Cameraman Tourism Network yang satu tim barengan tya), Pak Bondan (dari pihak Panorama) dan Pak Arif Kirdiat (Tour Guide). Yup, mari kita mulai perjalanan....

Perjalanan kita kali ini adalah ke Kota Banten. Sampe di Serang kita di drop di sebuah Hotel. Namanya Hotel Le Dian, bagus loh hotelnya. Asiknya lagi kamar tya yang barengan Bu Franny ngadep kolam renang yang nampak biru. Bu Franny menyesal karena ngga bawa baju renang. Sedangkan kalo tya sangat teramat menyesal karena ngga bawa camdig. huhuhu, camdignya ngga kebawa...
Makanya potonya dikit (foto-foto yang ada diambil dari HP, kiriman Bu Franny atau ngambil dari Google-red). Semoga tidak terulang. Huks. Oke, lanjuuut....

Ceritanya nih, tya disini liputan untuk menelusuri jejak masa lalu tentang Kerajaan Banten. Tempat pertama yang didatangi adalah Banten Girang. Tidak banyak orang tahu bahwa dari sini lah awal mula nya kerajaan Banten dimulai. Menelusuri sejarah dari Banten Girang juga merupakan wujud penghormatan kita atas jasa pahlawan Islam Banten. Salah satunya adalah Masjong Agusju, yang merupakan orang Banten pertama yang masuk Islam dan makamnya dapat kita temui kawasan Banten Girang. Setelah mengetahui cikal bakal dari kerjaan Banten, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju kawasan Banten Lama. Di kawasan Banten Lama, terdapat banyak situs-situs peninggalan kerajaan jaman dahulu kala. Salah satunya adalah Istana Kaibon.

Istana Kaibon dibuat pada tahun 1813 dengan bahan bangunannya adalah campuran batu bata dan kerang. Istana ini dibuat oleh sultan ke 22 Banten yaitu Sultan Raffiudin untuk Ibunya. Begitu besarnya cinta Sultan pada Ibu nya sampai dibuatkan istana.
Walaupun hanya tinggal puing-puing bangunannya saja, tapi bisa dibayangkan kemegahan istana ini pada masa itu. Dipinggir istana ini juga mengalir sungai yang konon dulu dipakai sebagai tempat mandi putri-putri yang tinggal di Istana Kaibon. Bentuk khas gerbang istana Kaibon dijadikan simbol wajib untuk gerbang kantor-kantor pemerintahan di Banten. Jadi kalo nanti datang ke Banten, bisa diliat deh kantor-kantor ato tempat-tempat di Banten ini gerbangnya pasti pake simbol khas Istana Kaibon. Nah, di Istana Kaibon ini juga tya harus on cam untuk yang pertama kalinya..hohoho..nampak deg-deg an tapi ecxiting gituh. Walaupun kurang pede karena rambut acak-acakan gara-gara gerimis mengundang, tapi, yah, begitulah...hahaha... sempet beberapa kali take sih, tapi ngga banyak ko dan menurut tya masih dalam taraf wajar banget..paling cuma 3 kali take lah..hehehe..
 
Objek kedua yang didatangi adalah museum situs kepurbakalaan Banten. Waktu jaman SMA dulu sih tya udah pernah kesini juga. Tapi kali ini misi nya beda..kerja nih..hehe. Museum Situs Kepurbakalaan diresmikan pada tanggal 15 juli 1985. Museum ini menyimpan bukti-bukti arkeologis menyenai kerajaan Banten. Didepan museum ini juga terdapat Meriam Ki Amuk, yang merupakan meriam pemberian Sultan Trenggono untuk Maulana Hasanudin.
Masih di kawasan Banten Lama, tempat selanjutnya adalah sebuah mesjid kebanggan kota Banten, yaitu Masjid Agung Banten yang merupakan peninggalan dari Sultan Hasanudin yang merupakan putera pertama dari Sunan Gunung Jati. Di masjid ini terdapat menara setinggi 35 meter yang didalamnya memiliki 88 anak tangga untuk meuju ke atas. Pada jaman dahulu kala menara ini berfungsi ganda, yaitu sebagai tempat adzan dan juga tempat mengintai musuh. (Weits, mengintai musuh). Dari atas menara kita juga bisa melihat bekas Istana Surosowan. Istana Surosowan adalah istana dibangun pada tahun 1526 ketika kepemimpinan Maulana Hasanudin dan Fatahilah.

Namun istana ini dihancurkan ketika Banten menolak menyerahkan rakyatnya untuk kerja paksa dalam pembuatan jalan Anyer Panarukan pada tahun1809. Dari atas menara tya bisa liat pemandangan yang bagus banget. Laut, puing-puing istana. Wah, keren, Subhanallah. Walopun klo liat ke bawah yah serem juga (jadi teringat jaman SMA berpoto-poto barengan temen-temen SMA, yang paling inget sih ama Cha2y, soalnya pake kamera Cha2y, hehehe. Btw, tya kayanya ngga punya deh poto-poto jaman sma itu, yah, sudahlah.

Kemudian kita melanjutkan perjalanan ke Benteng Speelwijk. Benteng ini dulunya merupakan Benteng kesultanan Banten, namun pada tahun 1685 diserbu oleh penjajah belanda kemudian berubah namanya menjadi Benteng Speelwijk.

Di tanah ini pernah dibangun gereja, rumah komandan, kamar persenjataan dan juga ruang bawah tanah. Setelah dari Banten Lama rencananya rombongan akan menuju Mercusuar di pantai Anyer, tapi setelah melakukan setengah perjalanan (melewati jalan yang rusak dan sedang diperbaiki saat itu), kita terjebak kemacetan yang sangat panjang, lagipula setelah ditimbang, jika kita jadi kesana juga sudah kemalaman, jadi diputuskan untuk balik lagi ke Hotel untuk beristirahat. Fiuh, sampai di hotel mandi dengan air panas, lalu langsung tidur. Sedangkan Bu Franny, Mas Rofi dan Pak Bondan berkaraoke ria. Secara gituh selama perjalanan menuju ke Mercusuar itu Bu Franny n Mas Rofi udah bernyanyi-nyanyi ria, jadi ngga kerasa klo lagi terjebak macet. Hehehe

Hari ke-2 : Setelah kemarin menelesuri Banten Lama, hari kedua tya diajak untuk melihat kehidupan suku Baduy. Sebelum ke kawasan tempat tinggal suku Baduy, kami diajak ke tempat wisata pemandian air panas alami, namanya Batu Kuwung. Ada 2 kolam pemandian air panas dan 1 bak penampungan air panas (bak yg 1 itu adalah yang paling panas). Sebenarnya obyek wisata Batu Kuwung ini menarik, tapi sayang tidak dikelola dengan baik, jadi kesannya ngga diurus dan kumuh.
Yah, setelah dari Batu Kuwung, akhirnya kita menuju ke daerah Desa Ciboleger. 



Desa Ciboleger adalah desa terakhir yang dapat dilalui kendaraan dan merupakan gerbang masuk ke Baduy. Di desa ini juga kita harus melapor kepada Jaro untuk meminta izin. Jaro adalah pelaksana adat suku Baduy, dia mempunyai tugas untuk membina kebudayaan dengan luar Baduy.  Suku Baduy sendiri adalah masyarakat adat sunda yang berada di kaki gunung kendeng, kecamatan leuwidamar. Suku baduy tidak mengenal pendidikan atau teknologi, mereka juga hidup tanpa listrik. Bisa dibilang mereka anti modernisasi.


Suku Baduy dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Baduy Luar dan Baduy dalam. Baduy dalam sampai saat ini masih memegang teguh aturan-aturan adat. Sedangkan baduy luar merupakan suku baduy yang telah mendapat pengaruh dari luar sehingga terdapat aturan-aturan yang tidak dipatuhi. Cara termudah untuk membedakan baduy luar dan dalam adalah dengan melihat pakaiannya. Baduy luar berpakaian serba hitam, sedangkan baduy dalam menggunakan pakaian dan ikat kepala putih. Beruntung, ketika kami akan masuk ke daerah baduy, kami bertemu dengan Pak Idong, yang merupakan salahsatu suku baduy dalam, kebetulan tour guide kami Pak Arif Kirdiat sudah lama mengenal Pak Idong tersebut, sehingga perjalanan kami langsung dipandu oleh Pak Idong.

Sepanjang perjalanan memasuki desa baduy, terlihat pemandangan alam yang benar-benar masih alami. Benar-benar alami, dalam artian kawasan pedalaman Baduy ini adalah tempat yg belum terjamah oleh tangan-tangan nakal perusak lingkungan. Batu-batu kali disusun sebagai pijakan di sepanjang jalan di desa baduy yang kontur tanahnya tak beraturan. Semakin sulit dan licin, apalagi ketika hujan turun. Really, ini adalah perjalanan yang panjang. Tapi ecxiting karena ini perjalanan liputan keluar daerah yang pertama kalinya untuk tya.

Katanya sih sebenarnya pemerintah ingin membuatkan jalan, tapi ditolak oleh masyarakat Baduy yang terus ingin mempertahankan keaslian alam di pedalaman Baduy ini. Sesuai dengan panuntun (atau moto mungkin ya dalam bahasa kita) mereka yaitu “Lojor teu meunang dipotong, Pondok teu meunang disambung. Kurang teu meunang ditambah, Leuwih teu meunang dikurang.” Yang artinya kurang lebih: Panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung, kurang tidak boleh ditambah, lebih tidak boleh dikurang. Intinya mereka benar-benar menerima dengan sepenuhnya konteks apa adanya. Kalau memang panjang ya sudah, kalau memang pendek pun tak usah dibikin panjang. Sungguh keteguhan prinsip yang kuat. Yah itulah, saking taat pada hukum adat dan alamnya, masyarakat Baduy menolak masuknya listrik, perbaikan jalan ataupun teknologi, never, jangan harap mereka bisa menerima itu. Walaupun untuk Baduy luar memang tidak bisa dibilang suku yg taat. Karena saya melihat sendiri suku baduy luar sudah ter influence dengan masyarakat pada umumnya. Pemandangan lain yang membuat saya terkagum-kagum adalah rombongan perempuan baduy atau anak-anaknya yang sedang berjalan tanpa alas kaki dengan membawa panggulan yg berat. Kadang potongan-potongan kayu bertumpuk atau durian-durian bergelantungan yg dipanggul. Sesekali terlihat perempuan Baduy yang sedang menenun. Aktifitas sehari-hari dari suku baduy adalah bertani dan berladang.

Namun, berbeda dengan padi yang biasanya, di sini suku baduy menanam padi huma yang hanya panen setahun sekali. Nah, patokan panen atau menanam padi itulah yang biasa dipakai suku baduy untuk menghitung umurnya. Padi hasil panen mereka disimpan di lumbung padi yang disebut leuit.

Sambil berjalan, tya sempat berbincang dengan Pak Idong seputar kehidupannya yang tya anggap sangat menarik, sekaligus kroscek informasi yang selama ini saya dapat selama mencari bahan untuk liputan Baduy ini. Tya nanya-nanya tentang kehidupan sehari-hari, seperti anak-anaknya, sewaktu Pak Idong menikah, atau bagaimana ketika keluarga nya sakit. Dan yang saya tangkap dari pembicaraan yang sekena-nya itu adalah suku Baduy adalah suku yang pintar, saya menjadi saksi bahwa ternyata suku yang katanya tidak kenal pendidikan itu bisa menangkap dan berkomunikasi dengan sangat baik. Bagaimana susunan kata-kata nya, gesture tubuhnya, mereka layaknya orang kebanyakan. Dalam artian “nyambung” pas diajak ngomong.

Lanjut kembali ke perjalanan, desa demi desa kami lalui, semakin berat seiring turunnya hujan, tapi ya itu dia, saya heran melihat orang-orang Baduy itu tidak kesulitan sama sekali dengan batu-batu licin itu, padahal kami setengah mati berusaha untuk tidak terpeleset atau jatuh. Kaki orang-orang Baduy seperti cicak, lebar dan bisa menempel, hehehe. Akhirnya kami sampai di Desa Gajeboh. Desa ini adalah desa peralihan menuju kawasan Baduy dalam. Kami tidak masuk ke daerah Baduy dalam yang sangat jauh itu. Yang membayangkannya saja bisa membuat kaki saya gemetar, hahaha. Jadi, di desa Gajebohlah akhir perjalanan kami.

Lagipula Suku Baduy pada saat itu telah memasuki bulan kawalu. Bulan Kawalu adalah bulan dimana kawasan Baduy dalam dilarang dimasuki oleh orang selain suku baduy. Di desa gajeboh itu terdapat jembatan yg dinamakan Jembatan Gajeboh juga. Katanya sih belum ke Baduy kalo blom nyampe jembatan gajeboh ini. Yah,,berarti Tya udah ke Baduy donk yah, hehe. Ow iyah, disitu tya harus On Cam juga, hehe, dengan jaket bercapucon tya On Cam berhujan-hujan bersama Pak Idong. Lalu diatas jembatan gajeboh itu juga tya On Cam untuk Closing.

Sebelum berjalan pulang, kami mampir dirumah salahsatu suku Baduy luar. Disana kami ditawarkan berabagai oleh-oleh khas Baduy seperti pakaian Baduy, Madu atau kerajinan tangan seperti gelang, cincin dan sebagainya. Tya cuma beli cincin dari akar-akaran yang masih ada sampai sekarang. Sudah ada jampi-jampi orang Baduy katanya (hahaha, bercanda deng, tya ngga percaya ah yang kaya itu). Dalam perjalanan pulang, tya benar-benar merasa tidak kuat, sampai di dekat desa terluar akhirnya kami beristirahat di rumah salahsatu warga Baduy luar. Disana kami mencoba durian (atau Kadu dalam bahasa mereka) asli dari Baduy. Yah, rasanya masih kalah dengan Montong kesukaan tya. Manis nanggung dan dagingnya tipis. Yah, ngga nyesel juga sih, namanya juga nyoba. Setelah menghabiskan beberapa buah durian, kami menunggu Cameraman tim tya. Dan ternyata setelah lama ditunggu, Mas Rofi datang dalam keadaan kotor, menjinjing sepatu, karena ternyata dia jatuh dan terpeleset saking susah dan licinnya jalur yang dilewati.

Tapi untungnya camera selamat. Fiuuuh...
Pas pulang tya juga jadinya beli celana karena celana yang dipakai basah dan kotor. Di mobil, tya cuma bisa tidur karena kecapaian. Sampai di hotel langsung mandi dan tidur. Hah, lelah memang, tapi pengalaman ini tak akan pernah Tya lupakan. Serius deh, cape yang menyenangkan. Semoga bisa kembali lagi ke Baduy dalam cuaca yang lebih baik ;)



1 Response to "1st Liputan Ke Banten Lama & Baduy"

  1. Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa stres dan kesulitan keuangan,

    Setelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan

    Saya mengajukan sejumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diminta untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memerintahkan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.

    Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,

    Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
    Terima kasih semua.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel