2 Cangkir Hot Chocolate dan Sebuah Rahasia

Sore ini seorang sahabat mengirim sebuah sms yang isinya adalah ajakan untuk bertemu dan menghabiskan waktu sepulang kerja. Mungkin istilahnya hang out after working (ahaha..ngarang banget). Saya pun mengiyakan, mengingat memang hari ini saya sepertinya waktu luang. Kami pun janjian untuk bertemu di PVJ, yang kalau dipikir-pikir sering sekali jadi tempat ketemuan kami. Pukul 19.00 WIB lewat sedikit kami pun bertemu.

Niat awal kami ke sana adalah untuk menonton. Namun akhirnya kami memutuskan untuk makan saja sambil mengobrol. Pilihan jatuh pada Cafe Halaman. Pesanan kami yaitu 2 Hot Chocolate dan 1 Sop Iga Goreng (sepiring berdua..hehe..).


Pembicaraan kami dimulai. Bercerita tentang potongan hari yang telah dilalui dan impian masa depan. Khas obrolan antar sahabat. Coklat hangat pun kami sesap perlahan. Seakan menghanyutkan, diantara teguk coklat itu sebuah cerita yang merupakan rahasia itu pun mengalir. Ya, pembicaraan kali ini begitu berbeda. Topik serius nan penting.

Sesekali mimik muka kami berubah-ubah. Senyum, merengut, menghela nafas, tertawa, anggukan, kernyit dahi hingga pandangan menerawang. Bahkan tadi sempat mengalir air mata. Entah apa yang membuat cerita itu mengalir mudah. Coklat, atau memang ini waktu yang tepat untuk bercerita tentang itu. Ditambah rintik hujan yang datang tak tentu. Suasana mendukung. Meski sesekali kami harus berkutat dengan handphone masing-masing.

Saat rahasia itu terungkap, akankah ada yang berubah? Mungkin. Tapi yang jelas itu tidak akan mengubah persahabatan kita. Bukankah kita ada untuk saling menasihati dan mendukung saat yang lainnya dalam masalah. Jangan khawatir sahabat, aku akan selalu ada untukmu. Karena kamu pun selalu ada untukku. Tak peduli apa itu, kamu tetaplah harta berhargaku. Terima kasih telah jujur.

Akhirnya seperti biasa kami saling menatap. Sadar bahwa kami akan selalu ada satu sama lain saat dibutuhkan. Dua cangkir Hot Chocolate dan sisa tulang iga telah habis. Namun cerita kami tak akan habis. Coklat yang telah mengalir hangat dalam tenggorokan yang telah kita teguk sambil bercerita itu semoga dapat menyisakan zat kebahagiaan.

Kami pun beranjak, karena malam sudah mulai larut. Rintik hujan menemani perjalanan pulang. Yang satu telah lega menceritakan sesuatu, satu lagi akhirnya tahu sesuatu. Sahabat tersayang, tulisan ini adalah catatan kita hari ini. Agar kita semakin dewasa. :)

-tya-

2 Responses to "2 Cangkir Hot Chocolate dan Sebuah Rahasia"

  1. waktu baca ini yang teringat malah suasana bandung yang dingin sejuk, walau siang berubah panas karena angkot yang ugal-ugalan. Tapi Bandung tetaplah Bandung, kota yang penuh dengan kenangan menyenangkan. Jadi teringat sahabat-sahabat di sana, nonton di ciwalk, nongkrong di ngopdul, sampai pengajian di salman ITB.

    Bandung i miss you so...^_^
    Tya, kalau tya temennya diah, kapan-kapan kita ketemu atuh ya...waaahhh dunia kecil ya?? :D

    ReplyDelete
  2. nda suka nongkrongnya di ngopdul yah kyanya?? trus suka ke ciwalk juga yah?

    iyah..hayu atuh qta ktmuan...

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel