Apa Bahasa Ibumu??
Tahukah hari ini hari apa? Bukan, bukan hari minggu yang saya maksud. Hari ini ternyata bertepatan dengan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional. Yap, saya baru tahu. Itu pun saya tahu dari teman reporter saya di lapangan yang melaporkan tentang adanya aksi mahasiswa sastra yang turun ke jalan untuk mengkampanyekan penggunaan bahasa ibu.
Sebenarnya kata 'bahasa ibu' bukan sesuatu yang baru bagi saya. Saya tahu, bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang yang biasanya didapat dari ibunya -tentu saja itu sebabnya disebut bahasa ibu-. Yang baru saya tahu adalah adanya peringatan International Mother Language Day setiap tanggal 21 Februari sejak 2000 lalu. *Jadi mikir, selama ini kemana aja yah?? Kok bisa-bisanya baru ngeh 10 tahun kemudian. Memalukan!!
Jadilah, tadi beberapa saat saya sempatkan bertanya pada om google untuk cari informasi tentang hari bahasa ibu ini. Baca-baca dari sejumlah media, ada beberapa data yang menarik untuk diketahui. Ini dia catatan yang saya garis bawahi
Disebutkan bahwa saat ini ada sekitar 6.000 bahasa di dunia. Sebanyak 2.500 bahasa diantaranya -termasuk bahasa-bahasa daerah di Indonesia- kini terancam punah. Sebanyak lebih dari 200 bahasa telah punah dalam tiga generasi terakhir ini, 538 masuk level kritis (hampir punah), 502 sangat terancam, 632 terancam, dan 607 tidak aman. Sebanyak 200 bahasa di dunia kini hanya memiliki penutur kurang dari 10 orang, dan 178 lainnya antara 10 hingga 50 penutur.
Di Indonesia sendiri, dari 742 bahasa daerah, 169 di antaranya terancam punah karena jumlah penuturnya kurang dari 500 orang. Nah, dari ribuan bahasa yang ada di dunia, bahasa Jawa dan bahasa Sunda merupakan dua bahasa yang memiliki peringkat baik di dunia. Bahasa Sunda menempati peringkat 33 dengan jumlah penutur sekitar 17 juta orang, sedangkan bahasa Jawa dengan penutur sekitar 21 juta orang.
Berdasarkan data itu, saya merasa tersentil. Tapi juga sekaligus bingung, karena saya memang tidak punya bahasa ibu. Sejak kecil saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia saja. Meskipun ibu saya bisa menggunakan bahasa sunda dan jawa, begitu juga ayah saya. Tapi ketika berkomunkasi dengan kami anak-anaknya, mereka biasa menggunakan bahasa Indonesia saja. Wah, jangan-jangan orang tua saya salah satu dari sekian banyak orang yang memutus perkembangan bahasa ibu yah?
Saya, sebetulnya ingin sekali bisa bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa sunda -juga bahasa jawa sewaktu mudik-. Tapi sayangnya saya tidak bisa. Saya senang mendengar teman-teman saya mengobrol dengan bahasa sunda (yang halus tentu saja), kadang saya ingin ikut nimbrung. Tapi takut salah atau malah keluarnya nggak enak atau bahasa yang kasar. Tapi saya mau belajar, saya mau mencoba sesekali berkomunikasi dengan bahasa sunda.
Jadi ingin tahu, sehari-hari apa kalian juga menggunakan bahasa ibu??
Sebenarnya kata 'bahasa ibu' bukan sesuatu yang baru bagi saya. Saya tahu, bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang yang biasanya didapat dari ibunya -tentu saja itu sebabnya disebut bahasa ibu-. Yang baru saya tahu adalah adanya peringatan International Mother Language Day setiap tanggal 21 Februari sejak 2000 lalu. *Jadi mikir, selama ini kemana aja yah?? Kok bisa-bisanya baru ngeh 10 tahun kemudian. Memalukan!!
Jadilah, tadi beberapa saat saya sempatkan bertanya pada om google untuk cari informasi tentang hari bahasa ibu ini. Baca-baca dari sejumlah media, ada beberapa data yang menarik untuk diketahui. Ini dia catatan yang saya garis bawahi
Disebutkan bahwa saat ini ada sekitar 6.000 bahasa di dunia. Sebanyak 2.500 bahasa diantaranya -termasuk bahasa-bahasa daerah di Indonesia- kini terancam punah. Sebanyak lebih dari 200 bahasa telah punah dalam tiga generasi terakhir ini, 538 masuk level kritis (hampir punah), 502 sangat terancam, 632 terancam, dan 607 tidak aman. Sebanyak 200 bahasa di dunia kini hanya memiliki penutur kurang dari 10 orang, dan 178 lainnya antara 10 hingga 50 penutur.
Di Indonesia sendiri, dari 742 bahasa daerah, 169 di antaranya terancam punah karena jumlah penuturnya kurang dari 500 orang. Nah, dari ribuan bahasa yang ada di dunia, bahasa Jawa dan bahasa Sunda merupakan dua bahasa yang memiliki peringkat baik di dunia. Bahasa Sunda menempati peringkat 33 dengan jumlah penutur sekitar 17 juta orang, sedangkan bahasa Jawa dengan penutur sekitar 21 juta orang.
Berdasarkan data itu, saya merasa tersentil. Tapi juga sekaligus bingung, karena saya memang tidak punya bahasa ibu. Sejak kecil saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia saja. Meskipun ibu saya bisa menggunakan bahasa sunda dan jawa, begitu juga ayah saya. Tapi ketika berkomunkasi dengan kami anak-anaknya, mereka biasa menggunakan bahasa Indonesia saja. Wah, jangan-jangan orang tua saya salah satu dari sekian banyak orang yang memutus perkembangan bahasa ibu yah?
Saya, sebetulnya ingin sekali bisa bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa sunda -juga bahasa jawa sewaktu mudik-. Tapi sayangnya saya tidak bisa. Saya senang mendengar teman-teman saya mengobrol dengan bahasa sunda (yang halus tentu saja), kadang saya ingin ikut nimbrung. Tapi takut salah atau malah keluarnya nggak enak atau bahasa yang kasar. Tapi saya mau belajar, saya mau mencoba sesekali berkomunikasi dengan bahasa sunda.
Jadi ingin tahu, sehari-hari apa kalian juga menggunakan bahasa ibu??
Asiiiik..brarti ibu suri slh satu pelestari bahasa ibu ateuuuh..
ReplyDeleteHuehuehue..
siapa ibu suri teh ih?? hihihi...
ReplyDeletedi rumah saya diwajibkan berbahasa sunda "yang baik dan benar". Salah dikit aja, saya suka disuruh mengulang lagi oleh mama :p
ReplyDeletebtw, ngliput seminar internasionalnya di gd merdeka ga tya? Saya termasuk salah satu pemakalahnya loh...[hehehe pengumuman tak penting]
waaah...hebat..dirumahnya ada aturan kaya gitu...pasti bahasa sunda nda bagus yah...
ReplyDeleteseminar internasional? kpn nda? huhuy..nda jadi pemakalah euy...meni hebring :P
kemarin tanggal 19-20 feb di gd merdeka tya, hehehe iya ga nyangka juga makalah saya lolos seleksi... :)
ReplyDeleteibu suri teh ya ibu lilik,,tya..hehehe :D
ReplyDeletekalo ibu jenderal ngajarinnya bahasa indonesia,, padahal dia orang sunda.. heuheuheu.. berati ibu jenderal yang ga nerapin bahasa ibu-nya yah... xixixi..
ReplyDeletesepertinya bahasa sukuku, Muna bakal punah juga.
ReplyDeleteYang jadi kendala kebanyakan bahasa daerah di Indonesia adalah kurangnya budaya tulis menulis dalam bahasa ibu.
Akibatnya susah melakukan pewarisan...
waaah..padahal tya piket loh hari itu..kok ngga tau info ada seminar itu yah?? tapi pgn baca juga makalahnya tuh..ttg apa nda??
ReplyDeletehohoho...dipanggilnya ibu suri..diajarin bahasa ibu apa?? sunda?? adeuh euy..gaya lah bisa bahasa sunda...ahaha...
ReplyDeleteahaha...ieu deui ada ibu jenderal...
ReplyDeletesama ateuh..tya juga diajarinnya bahasa indonesia ajah...ntar mo ngajarin bahasa apa kalo udah punya anak hayoh??
bahasa sukuku, muna itu kaya apa sih? baru denger loh ada bahasa itu...
ReplyDeletedan yap..tentang kurangnya budaya menulis jadi kendala sulitnya pewarisan bahasa ibu, tya setuju.. :)
bahasa cinta sama bahasa kasih sayang...jiyaaaaah.... xixixi
ReplyDeletemaksudna mah cinta meureun nya?? hihihi...
ReplyDeleteadeuh...cihuy euy bahasa cinta dan kasih sayang..tya juga ah :P
garetek gitu bacana..wkwkwkw
ReplyDeleteluph yu pull bo'ah.. :))
hahaha...salah bacaaaa...emang beneran cinta yah itu teh?? tadi kok tya asa liatnya bahasa sinta yah?? aaah..udah eror nih..hihihi...
ReplyDeleteenya da bacanya sambil dieleketek..jadi ajah gararetek..hihihi...
ReplyDeletetapi da..emang asa getek ketang...ahaha...
enya da tah,,si bo'ah pamawana teh...hehehe
ReplyDeletewkwkwkwk..
ReplyDeletetuh da,,seuri wae kamu mah bo'ah...
ReplyDeletemeuni ulah pisan ih... nya sok atuh surami bakal jutek wae ka kamuhey onah..
ReplyDeleteMeuni pundungan ih,,meuni garila..
ReplyDeleteJgn mrh ath bo'ah,,kan ay luph yu..
wkwkwk..udah ih, postingan tya jadi penuh sama kita tau..wkwk
ReplyDeletepunten nya tya,,heuheu
hihihihi...dasar boah dan onah :P
ReplyDeleteIyah..punten y tya.. :D:D:D
ReplyDeleteMuna, suku di daerah Sulawesi Tenggara...jauh dari pulau Jawa...
ReplyDeletesuku yang saat ini tidak punya lagi aksara.
waaaaa....sampe di copy semuanya itu postingan...bikin makin panjang..hihihi...
ReplyDeletekayanya tya pernah denger ada nama pulau Muna di Sulteng...bener ga yah?? bahasa ibu di tempat itu ya yg udah ngga ada lagi bahasa ibu??
salah quote...
ReplyDelete