Percaya Cinta itu Buta?

If love is blind?
Banyaknya pertanyaan tentang 'apakah cinta itu buta?' sepertinya menginspirasi acara reality show yang baru aja selesai saya tonton di channel SET. Nama program acaranya 'Dating in the Dark'. Dan menurut saya konsepnya unik dan keren! Intinya sih nunjukkin kalo untuk sebagian orang, urusan fisik itu jadi nomer kesekian untuk perihal percintaan. Tapi sekaligus membuktikan bahwa bagi sebagian orang lainnya, fisik masih jadi penentu penting sebuah hubungan. hehehe...

Beneran deh, itu acaranya gokil :))
Baiklah, saya akan coba deskripsikan sedikit tentang reality show ini.

Jadi pesertanya itu adalah 3 perempuan dan 3 laki-laki lajang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Dan pastinya tidak saling mengenal sebelumnya. Mereka kemudian ditempatkan dalam satu rumah besar. Di satu sisi rumah besar itu adalah bagian perempuan sementara sisi rumah lainnya adalah bagian untuk para lelaki. Meski berada di rumah yang sama, tapi mereka tidak akan berinteraksi secara langsung. Satu-satunya tempat dimana mereka bisa berinteraksi adalah di sebuah ruang penghubung yang disebut Dark Room. Sesuai namanya, tentu saja ruangan ini disetting dalam kondisi gelap gulita tanpa cahaya setitik pun. Sejumlah kamera yang menggunakan teknologi night vision atau apalah itu telah disiapkan untuk merekam seperti apa kondisi di dalam ruangan tersebut.

Pertama, mereka akan menjalani sebuah kencan grup. Keenam peserta untuk yang pertama kalinya akan 'bertemu' dalam dark room. Mereka akan mulai berkenalan dan berinteraksi bersama. Mereka akan mendapatkan kesan pertama pada masing-masing anggota kelompok satu sama lain.

Selanjutnya, mereka akan melakukan kencan satu persatu. Jadi misalnya, seorangperempuan berkesempatan untuk mengenal 3 lelaki berbeda dalam 3 kencan berbeda di ruang gelap. Setelah itu mereka pun kemudian dinilai, paling cocok dengan yang mana untuk kemudian kembali melakukan kencan khusus dengan pasangan yang telah dipilihkan. Ada dua kali kencan dengan pasangan yang telah dipilihkan ini.

Seru banget liat dua orang yang enggak saling kenal berusaha dekat satu sama lain tanpa melihat satu sama lain. Mereka harus pdkt dan penjajakan dengan mengandalkan indra lainnya. Mereka akan menilai pasangannya dari kepribadian atau karakternya berdasarkan apa yang ia dengar dan ia rasa. Interaksi yang mereka lakukan mulai dari mengobrol untuk saling mengenal dan menilai satu sama lain, saling meraba wajah bahkan enggak jarang yang udah maen ciuman aja =___=' *Yah, dimaklum lah ya bok! Namanya juga acara luar negeri :p
Balik lagi ke acara, biasana masing-masing peserta udah mulai ngerasain 'sesuatu'. Entah itu perasaan tertarik, kagum, menyukai, nyambung atau merasa begitu klik dengan pasangan yang dipilihkan.

Namun setelah itu, mereka menghadapi sesi turn the light dimana pada akhirnya mereka akan melihat seperti apa sosok perempuan atau lelaki yang selama beberapa waktu disengaja dekatkan pada mereka. Masing-masing pasangan dibawa kembali ke dark room. Saat lampu dinyalakan, itu hanya akan menyorot satu orang saja, jadi orang yang lagi disorot itu enggak bisa liat gimana reaksi pasangan. hahahaha...

Seruuuu..ngikutin gimana mereka berharap banyak sama fisik pasangannya seperti apa yang dibayangkan. Apalagi kalau mereka udah ngerasa sangat-sangat cocok saat di ruang gelap. Sebelum masuk ruang gelap, ada dua ketakutan mereka. Takut pasangannya itu tidak sesuai harapan dan satu lagi, mereka takut pasangannya tidak menyukai mereka padahal sudah terasa 'sesuatu'.

Dan reaksi antar pasangan pun sangat menarik. Ada yang menatap penuh kekaguman karena ternyata pasangannya itu seperti -atau bahkan lebih dari- yang dibayangkan. Ada yang senyum senang, biasa aja, atau ada juga yang bereaksi kecewa.

Setelah melihat wujud sang pasangan, mereka pun harus mikir dan menentukan pilihan. Akankah mereka meneruskan hubungan di dark room ke dunia nyata. Atau justru ingin mengakhirinya. Yap, thats the point. Apakah setelah melihat secara fisik pasangan kita akan merubah 'sesuatu' yang telah terjalin di dalam sana?

Bagi mereka yang ingin melanjutkan hubungan akan menunggu pasangannya di balkon. Jika pasangannya itu juga keluar menuju balkon, maka itu berarti mereka akan mencoba meneruskan hubungan itu. Tapi jika tidak berarti berakhir sudah.

Well, kira-kira seperti itulah reality show Dating in the Dark.

Saya sendiri jadi ngerasi miris dan ironis. Kalo tadi saya liat-liat, kebanyakan (saya nonton 2 episode) perempuanlah yang lebih banyak mikirin tentang fisik. Ekspektasi mereka terlalu berlebihan pada fisik pasangannya itu. Dan para perempuanlah yang kebanyakan ninggalin lelakinya di balkon.

"Ternyata dia terlalu manis. Padahal saya lebih suka yang agak nakal," kata A.

"Dia seperti berumur 40 tahun. Saya tidak bisa berpura-pura menyukainya," kata B.

Padahal dua perempuan itu sebelumnya terlihat begitu senang saat berada di dalam ruang gelap. Sang lelaki pun cuma bisa melongo sedih.

Sementara pada laki-laki mereka cenderung mikirin apa yang mereka rasa. Kaya pasangan yang akhirnya jadi. Yang perempuan tipenya sedikit kutu buku, trus dipasangkan dengan lelaki super cute. Waktu turn the light, si cowo keliatan banget kaget kecewa. Sementara si cewe girang karena pasangannya itu sangat manis.

Yang nungguin di balkon yang perempuan, enggak lama pasangannya itu pun keluar. Dia sempet ragu buat keluar, tapi dia bilang, apa yang dia rasa itu engga bisa diabaikan *aaaah...so sweeeet*
Pas terakhr si perempuan itu bilang kalo seandainya dia ketemu sama lelaki itu secara nyata lebih dulu, dia enggak akan berani ngedeketin karena nganggep selera dia pasti sangat tinggi.


Whoaaaaaaaaaaa...acara ini sesuau banget deeeeeh...
Jangan-jangan ntar ada jiplakan program ini di Indonesia :p

Kalau ada, kamu mau ikutan nggak? Kalo saya siiiiih...
Hmmmmm...



xoxo
-tya-





nb: foto diculik dari sini

0 Response to "Percaya Cinta itu Buta?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel